Kamis, 14 Juli 2011

Radiologi

Radiologi adalah ilmu kedokteran untuk melihat bagian dalam tubuh manusia menggunakan pancaran atau radiasi gelombang, baik gelombang elektromagnetik maupun gelombang mekanik. Pada awalnya frekuensi yang dipakai berbentuk sinar-x (x-ray) namun kemajuan teknologi modern memakai pemindaian (scanning) gelombang sangat tinggi (ultrasonic) seperti ultrasonography (USG).

Olahragawan, Juga Perenung

Chehab Rukni Hilmy, pelopor dokter olahraga Indonesia, telah pergi. Pribadi dengan daya tarik tinggi dan memiliki bermacam talenta. Ia seorang dokter jempolan. Ia lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam usia 23 tahun. Dan kini, ketika usianya 66 tahun, ia tahu betapa leukemia menaklukkan dirinya yang tinggi dan gagah itu. Hari itu, Sabtu 18 Agustus, sehari sebelum kematian menjemputnya, Chefik Chehab, sepupu dan juga sahabatnya sejak kecil, melihat ia menangis. Ia minta maaf karena telah menyusahkan orang-orang yang telah merawatnya.
Pada Minggu, 19 Agustus, pukul 17.50, Prof Chehab Rukni Hilmy mengembuskan napasnya yang terakhir di rumahnya di Jalan Duren Tiga Selatan VII/ 51, Jakarta. Chehab telah lama berjuang melawan kanker darah, dan ia seperti tahu jadwal kepergiannya. Ketika orang mengantar jenazahnya ke pemakaman Jeruk Purut, Quraisy Shihab, mantan Menteri Agama RI, bercerita: satu jam sebelum pergi Chehab minta tubuhnya disucikan.
Chehab jarang menangis. Ia pintar bergaul dan pandai menghidupkan suasana. Fikri Jufri, wartawan senior, ingat betapa menyenangkan berkawan dengannya. ”Saya mengenalnya sewaktu di Imada (Ikatan Mahasiswa Djakarta),” kata Fikri. Di Universitas Indonesia, Chehab pernah bergabung beberapa bulan dengan Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia, kemudian dengan Imada. Ia bergaul dengan banyak orang. Ketika rumahnya di Duren Tiga Selatan menjadi rumah duka, banyak orang mengaku sebagai sahabatnya kepada Tempo.
Chehab punya daya tarik tinggi: ia selalu juara kelas, tak pernah absen dalam olahraga. Chefik, sepupu yang usianya berselisih tiga tahun dengannya, tak lupa betapa menonjolnya si Chehab kecil (mereka bersekolah di SD yang sama: Paul Kruger School II, sekarang PSKD di Jalan Sam Ratulangi 5, Jakarta). Chehab tak sombong. Tapi pernah satu kali Chefik melihat Chehab berkelahi di sekolah. Lawannya seorang anak Belanda berbadan tinggi, dan dari jauh ia menyaksikan sang sepupu hampir membanting anak itu.
Chehab memang terpesona pada dunia olahraga—di samping juga aktif melukis, main musik, dan intens membaca buku. Tapi baru setelah menjadi dokter ia bisa mempertemukan kepiawaian medisnya dengan olahraga. Reza Hilmi, 32 tahun, putra sulungnya, menyebut satu obsesi ayahnya yang belum terpenuhi. ”Abah ingin mendirikan Sport Medical Center. Proyek ini belum rampung, karena Abah menderita sakit akhir-akhir ini,” katanya. Ya, Chehab seorang pelopor dokter olahraga. ”Awalnya dia terlibat di PSSI, lalu Persija dan PBSI. Setiap kali ada Thomas Cup, Abah pasti diikutsertakan jadi dokter tim.”
Ketika tubuhnya tidak kuat lagi menopang kegiatan fisik, Chehab banting setir: menjadi penonton setia sepak bola Eropa. Bahkan, manakala tekanan leukemia membuatnya benar-benar tak berdaya, Sabtu lalu, ia masih sempat menanyakan hasil pertandingan Liga Inggris, ”Arsenal gimana?” Chehab penggemar berat Liverpool, klub sepak bola Inggris.
Tapi Chehab bukan orang yang berhenti pada olahraga. Ia memiliki sisi kontemplatif; perenung yang suka membaca aneka buku pengetahuan. ”Hobi saya bedah tulang, tapi bidang saya sejarah,” katanya suatu kali kepada Chefik, bergurau. Ia sangat gemar sejarah. Dan memang Chehab seorang anak zamannya, anak periode pancaroba yang hiruk-pikuk. Ia turut aktif dalam aksi-aksi KAMI tatkala menumbangkan pemerintah Orde Lama (1966-1969). Dan tiap malam suara Chehab dapat didengar melalui radio Siaran Mahasiswa Merdeka waktu itu.
Ayah Chehab meninggal ketika ia berusia dua tahun. Ia dibesarkan ibunya, sampai menjadi seorang dokter bedah terpandang dengan inisial FICS—fellow of the international college surgeon—di belakang namanya. Ia guru besar ortopedi, bedah tulang, di FKUI dan pernah menjadi sukarelawan Dwikora. Chehab telah pergi, meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak.

Hasil Pemeriksaan Rontgen : Genu Sinistra


TS. YTH,

Kedudukan tulang2 baik
Sela sendi baik.
Tak tampak lesi litik/ blastik maupun spur formation
Tampak kalsifikasi pada ligamentum patella tibia.